dinaskesehatan.kukar@gmail.com 0541-4108115
Dinas Kesehatan

Mobile VCT di Ex Lokalisasi Desa Long Bleh Modang

Jumat, 24 Februari 2023

555

DinkesKukarHariIni___Hari ini, Jum'at (24/2) Subkoordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit dan Puskesmas Kembang Janggut melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi warga eks lokalisasi yang berada di Desa Long Bleh Modang Kecamatan Kembang Janggut.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan Subkoordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit bersama Puskesmas setiap bulannya.

Dari pemeriksaan hari ini Subkoordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit dan Puskesmas Kembang Janggut terjaring sebanyak 47 orang yang terdiri atas 6 lokasi berbeda.

Rangkaian tes ini diawali dengan pendaftaran dan pengisian biodata, tensi, pemeriksaan HIV dan Sifilis.

Seperti yang telah diketahui, infeksi HIV/AIDS merupakan gangguan kesehatan yang cukup serius. Bahkan, penularan HIV/AIDS juga dapat terjadi dengan mudah dari penderita ke orang sehat. Maka dari itu, penting untuk melakukan tes HIV secara rutin agar dapat mendeteksi serta menangani penyakit serius ini sedini mungkin.

Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus HIV di dalam tubuh. Secara umum, tes HIV dilakukan dengan cara pemeriksaan darah. Salah satu pemeriksaan HIV/AIDS yang umum dilakukan adalah tes antibodi. Tes antibodi ini dilakukan dengan mendeteksi antibodi HIV dalam darah yang dibentuk oleh sistem imunitas tubuh sebagai upaya melawan virus berbahaya tersebut.

Orang yang Memerlukan Tes HIV

Tes HIV adalah pemeriksaan kesehatan yang penting untuk dilakukan oleh setiap orang. Pasalnya, penularan penyakit ini dapat terjadi dengan mudah melalui kontak cairan tubuh penderitanya. Karena itulah, dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan HIV setiap 3 atau 6 bulan sekali untuk orang yang sudah aktif secara seksual.

Di samping itu, ada beberapa orang yang sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HIV karena kondisi tertentu. Kondisi yang menyebabkan seseorang sangat dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan HIV antara lain:

  1. Ibu hamil.
  2. Bayi yang lahir dari ibu penderita infeksi HIV/AIDS.
  3. Melakukan transfusi darah secara berkala.
  4. Pernah berbagi alat suntik dengan orang lain.
  5. Sering melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
  6. Melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis.
  7. Mengidap sexually transmitted disease atau penyakit menular seksual lainnya, seperti hepatitis B dan C, infeksi HPV, dan lain sebagainya.

Apa Itu Skrining Sipilis / TPHA?

Skrining sipilis adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan sifilis. Sifilis sendiri merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Pemeriksaan sifilis ini mendeteksi keberadaan antibodi yang dihasilkan untuk melawan infeksi sifilis. 

Tes antibodi atau serologi ini terbagi menjadi dua macam, yaitu tes nontreponema dan tes treponema. Pelaksanaan salah satu tes harus diikuti tes yang lain untuk menguatkan hasil pemeriksaan.

Salah satu jenis tes treponema adalah treponemal pallidum hemagglutination assay (TPHA). Tes treponema ini secara spesifik terkait dengan bakteri penyebab sifilis. Namun, meski TPHA lebih spesifik, tes treponema seperti TPHA harus diikuti dengan tes nontreponema.

Hal tersebut bertujuan untuk membedakan apakah infeksi pada tubuh merupakan infeksi aktif atau infeksi yang terjadi di masa lalu, tetapi sudah berhasil disembuhkan. 

Kenapa Melakukan Skrining Sipilis / TPHA?

Skrining sipilis / TPHA bertujuan untuk mendiagnosis bakteri penyebab sifilis dalam tubuh. Ingat, siapa pun berisiko mengidap penyakit menular seksual seperti sifilis. Diagnosis yang dini bisa mengoptimalkan proses penyembuhan pasien. Sipilis sebenarnya bisa diatasi dengan antibiotik, tetapi efeknya bisa berdampak serius bila tak segera ditangani. 

Kapan Harus Melakukan Skrining Sipilis / TPHA?

Skrining sifilis umumnya dilakukan sebelum gejala sipilis tampak kentara pada seseorang. Namun, skrining treponemal pallidum hemagglutination assay juga disarankan pada mereka yang memiliki gejala-gejala infeksi sipilis. Selain itu, mereka yang berisiko terserang sipilis juga direkomendasikan untuk melakukan skrining TPHA. Berikut ini beberapa kelompok yang rentan terhadap sifilis:

  1. Mengidap infeksi penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV atau lainnya.
  2. Pria yang berhubungan seks dengan pria.
  3. Memiliki pasangan seksual yang didiagnosis mengidap sifilis.
  4. Terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi.
  5. Wanita hamil.
  6. Bergonta-ganti pasangan seksual.
  7. Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.(nf)