dinaskesehatan.kukar@gmail.com 0541-4108115
Dinas Kesehatan

Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Pemeriksaan BTA Mikroskopis Tuberkulosis dan Sistem Transportasi Specimen TBC

administrator Dinas Kesehatan Senin, 13 Maret 2023

600

DinkesKukarHariIni___Bertempat di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Subkoordinator Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Pemeriksaan BTA Mikroskopis Tuberkulosis dan Sistem Transportasi Specimen TBC yang dilaksanakan Senin dan Selasa 13 s.d. 14 Maret 2023.

Total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 46 peserta yang terdiri dari Panitia Provinsi / Labkes 3 orang, Panitia/pelaksana sebanyak 4 orang termasuk Kabid, Kasi, Wasor dan TO, Narasumber 1 orang, Masing-masing petugas laboratorium TB Puskesmas 32 orang, Rumah sakit sebayak 3 orang, dan Dinas Kesehatan Kabupaten sebanyak 3 orang.

Kegiatan dilakukan secara tatap muka dengan metode Presentasi, simulasi/praktek, diskusi dan tanya jawab.

Secara umum tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan jejaring kerja rujukan laboratorium TB Kabupaten Kutai Kartanegara Khususnya TCM dan menjamin ketepatan dan kecepatan pendiagnosaan kasus serta terselenggaranya Pertemuan monitoring dan evaluasi laboratorium pemeriksaan BTA mikroskopis dan Sistem Transportasi Specimen TBC tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2023.

Secara khusus bertujuan untuk :

  1. Meningkatkan ketepatan dan kelengkapan pencatatan kasus TB melalui SITB.
  2. Mendapatkan data pemeriksaan BTA mikroskopis program TB yang valid.
  3. Mendapatkan gambaran masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pemeriksaan BTA mikroskopis program TB di Faskes.
  4. Mendapatkan gambaran masalah dan hambatan dalam pelaksanaan packing sampel terduga TB yang dilakukan petugas laboratorium faskes di dalam pelaksanaan alur transpot spesiment saat ini.
  5. Mendapatkan paparan mengenai Evaluasi system ETB12 terbaru berbasis online.
  6. Mendapatkan umpan balik pelaksanaan pemeriksaan BTA mikroskopis program TB di faskes.
  7. Memperkuat jejaring laboratorium TB dengan mengevauasi kinerja laboratorium TCM di tingkat Kabupaten.
  8. Melakukan evaluasi implementasi penggunaan mekanisme sistem transportasi spesimen TB.
  9. Melakukan pembaharuan (updating) mengenai alur Program TB serta pencatatan dan pelaporan pemeriksaan laboratorium TB.

Strategi global WHO untuk pencegahan, perawatan dan pengendalian Tuberkulosis Tahun 2015-2035 yang dikenal sebagai End TB Strategy merekomendasikan diagnosis dini TBC dan uji kepekaan obat (drug susceptibility test/DST) yang menggarisbawahi peran penting laboratorium dalam strategi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis memprioritaskan pengembangan jejaring laboratorium TBC yang menggunakan alat diagnostik terkini. Pemanfaatan Tes Cepat Molekuler TBC (TCM) merupakan salah satu upaya untuk mempercepat diagnosis sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin.

Laboratorium fasyankes yang tersebar di wilayah Indonesia saat ini terdapat 22 laboratorium biakan dan 14 laboratorium uji kepekaan dan hampir seluruhnya sebanyak 95% melakukan pemeriksaan specimen TBC. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat Sebagian fasyankes melakukan pemeriksaan secara mikroskopik dan selebihnya telah menggunakan Tes cepat molekuler/TCM. Hal ini tentunya tetap sama-sama mendukung penemuan kasus yang lebih optimal dan seluruh fasyankes baik Rumah sakit dan puskesmas terdiri dari Rumah sakit pemerintah dan swasta, saat ini berkomitmen melakukan pemeriksaan specimen TBC secara masif.

Di Kalimantan Timur hingga tahun 2022 telah dikembangkan fasyankes yang telah menjadi sub rujukan maupun satelit di hampir di seluruh Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Timur. Sebanyak 14 Rumah Sakit, dan 18 Puskesmas telah memiliki fasilitas Tes cepat molekuler /TCM, dan selebihnya masih melakukan pemeriksaan Mikroskopis dan rujukan ke lab TCM.

Sedangkan di Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini sudah sebanyak 9 fasyankes telah memiliki fasilitas Tes cepat molekuler /TCM ( 3 Rumah Sakit dan 6 Puskesmas ) dari 35 fasyankes yang ada, dan ditahun 2023 diwacanakan menambah 5 alat TCM di 5 fasyankes di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kualitas sampel menjadi penentu dalam ketepatan hasil yang diperoleh. Sehingga tahapan tahapan dalam pemeriksaaan untuk penentuan kasus TBC harus sesuai dan tegak. Untuk pemeriksaan Kultur, masih mengirimkan sampel ke BLK Surabaya sebagai rujukan lab karena belum tersedianya BLK yang terstandar untuk penegakkan diagnosis awal. Sehingga diperlukan penguatan jejaring rujukan laboratorium yang ada di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memicu penemuan baru dan mengingat luasnya wilayah yang ada. Disamping itu juga diperlukan pengelolaan sampel yang baik dan benar guna menjaga kualitas pemeriksaan yang akan dilakukan.

Di Kabupaten Kutai Kartanegara Capaian Cross Check Slide TB tahun 2022 triwulan 1 mencapai 96.88%, triwulan 2 mencapai 96.88%, triwulan 3 mencapai 93.75%, triwulan 4 mencapai 96.88%. Program TB Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara mentargetkan 100% atau semua puskesmas (32 Puskesmas) melakukan Cross Check Slide TB, setelah perubahan alur diagnosa TB yang saat ini di wajibkan menggunakan Alat TCM (Tes Cepat Molekuler) tidak lagi melalui pemeriksaan mikroskopis slide BTA maka jumlah slide yang di kirim juga semakin menurun karena hanya slide pasien follow up yang ada. Selain itu petugas laboratorium juga perlu mendapatkan paparan mengenai penggunaan system ETB12 terbaru berbasis online.

Dalam program penanggulangan TB, pemeriksaan mikroskopis dahak merupakan elemen penting dalam menegakkan diagnosis Tuberkulosis dan mengevaluasi kemajuan pengobatan yang telah diberikan. Dalam prakteknya, pelaksanaan pemeriksaan mikroskopis masih mengalami baerbagai masalah dan hambatan yang bisa saja berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan program penaggulangan Tuberkulosis.(nf)