dinaskesehatan.kukar@gmail.com 0541-4108115
Dinas Kesehatan

Peringati Hari TBC Sedunia

Jumat, 24 Maret 2023

348

Hari ini (24/3/22) diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (TBC/TB) Sedunia. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru, meskipun sebenarnya dapat mengenai organ apa pun di dalam tubuh. Infeksi TBC berkembang ketika bakteri masuk melalui droplet (percikan lendir) di udara. TBC bisa berakibat fatal, tetapi dalam banyak kasus, TBC dapat dicegah dan diobati. 

Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh penyakit TBC yang digambarkan oleh WHO sebagai “epidemi” ini diantaranya:

  • TBC Laten: Seseorang dengan TBC laten tidak akan memiliki gejala, dan tidak ada kerusakan paru pada rontgen dada. Namun, tes darah atau uji tuberkulin akan menunjukkan bahwa mereka memiliki infeksi TBC.
  • TBC aktif: Seseorang dengan penyakit TBC dapat mengalami batuk yang menghasilkan dahak, kelelahan, demam, kedinginan, dan kehilangan nafsu makan dan berat badan. Gejala biasanya memburuk dari waktu ke waktu, tetapi dapat juga hilang timbul.

Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk eliminasi TBC pada 2030.

Upaya ini perlu mendapatkan dukungan masyarakat, salah satunya mengurangi stigma pada pengidap. Stigma muncul karena banyak mitos yang beredar di masyarakat. Berikut beberapa fakta terkait TBC yang perlu dipahami:

  1. TBC Bukan Penyakit Turunan

TBC bisa terjadi pada beberapa orang dalam satu keluarga, tapi bukan berarti penyakit ini disebabkan karena faktor genetik. Alasan sebenarnya adalah bakteri TBC mudah menular, terutama yang menyerang paru-paru, sehingga seseorang yang menghirup droplet pengidap dan daya tahan tubuhnya lemah rentan tertular.

  1. TBC Tidak Hanya Menyerang Paru-Paru

Infeksi TBC paling sering menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyebar ke organ tubuh lain lewat aliran darah. Jenis infeksi TB lain yang perlu diwaspadai adalah TBC tulang, kelenjar getah bening, dan usus. Bahkan pada kasus yang jarang terjadi, bakteri M. tuberculosis bisa menyerang jantung, sistem saraf, dan organ lainnya. Bedanya adalah, jenis TBC selain paru bersifat tidak menular.

  1. TBC Tidak Menular Lewat Kontak Fisik

Meski bersifat menular, bukan berarti kamu boleh mengasingkan pengidap TBC. Pasalnya penyakit ini tidak akan menular hanya karena bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, berbagi makanan atau minuman, dan menggunakan alat makan yang sama.

Biasanya pengidap TBC paru menggunakan masker untuk mencegah penyebaran bakteri di udara. Namun, tak ada salahnya untuk selalu menggunakan pelindung karena penyakit ini gampang menular melalui droplet.

  1. Terinfeksi Bakteri TB Tidak Langsung Sebabkan TBC

Maksudnya, infeksi bakteri TB dalam tubuh tidak langsung menyebabkan penyakit tuberkulosis. Faktanya kebanyakan orang pernah terpapar kuman TB setidaknya satu kali selama hidup, tapi hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi TBC.

Alasannya karena setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri bersifat non-aktif sehingga tidak menimbulkan gejala fisik dan tidak menular. Faktor penentunya adalah tingkat kekebalan tubuh seseorang.

Semakin lemah daya tahan tubuh, semakin besar kemungkinan bakteri berkembang menjadi penyakit. Misalnya pada orang berusia lanjut, pengidap HIV/AIDS, kanker, diabetes, ginjal, dan penyakit autoimun lainnya.

  1. TBC Bisa Sembuh

Dengan deteksi dini dan antibiotik yang sesuai, TBC dapat diobati. Jenis antibiotik yang tepat dan lama perawatan akan tergantung pada:

  • Usia dan keadaan umum pasien
  • Apakah mereka menderita TB laten atau aktif
  • Lokasi infeksi
  • Resistensi terhadap obat

Pengobatan untuk TBC laten dapat bervariasi. Ini mungkin melibatkan minum antibiotik seminggu sekali selama 12 minggu atau setiap hari selama 9 bulan.

Pengobatan untuk TBC aktif dapat melibatkan penggunaan beberapa obat selama 6-9 bulan. Ketika seseorang memiliki jenis TBC yang resistan terhadap obat, pengobatannya akan menjadi lebih kompleks.

Sangat penting untuk menyelesaikan pengobatan secara tuntas, bahkan jika gejalanya hilang. Jika seseorang berhenti minum obat sejak dini, beberapa bakteri TBC dapat bertahan hidup dan menjadi kebal terhadap antibiotik.

Dalam hal ini, orang tersebut dapat terkena TBC yang resistan terhadap obat. Bergantung pada bagian-bagian tubuh yang terkena TBC, dokter mungkin juga meresepkan kortikosteroid. Untuk mengetahui peluang kesembuhan, dokter memastikan lewat hasil tes laboratorium. Jika hasilnya negatif, pengidap dinyatakan sembuh total.